Waspada! Stasiun Antariksa China akan Jatuh ke Bumi, Maret Mendatang

Sebuah stasiun antariksa China bernama Tiangong-1 diprediksi akan jatuh ke Bumi pada akhir Maret mendatang. Muncul kekhawatiran akan terjadi hujan deras puing-puing Tiangong-1 di langit dan membahayakan siapapun yang berada di bawahnya.

Perlu diketahui bahwa Tiangong-1 yang berarti "Tempat Surgawi" diluncurkan pada tahun 2011 dan berfungsi sebagai stasiun luar angkasa kru pertama China.
Dilansir The Verge, Tiangong-1 memiliki berat 19.000 pound atau sekitar 8.618 kilogram. Dengan berat tersebut diperkirakan sekitar 10 sampai 40 persen dari bobotnya, yakni antara 860 sampai 3.440 kilogram, akan jatuh sampai ke Bumi,.

Namun tak perlu khawatir, satelit atau pesawat ruang angkasa sebenarnya jatuh ke Bumi setiap saat.
Hal itu disebabkan partikel-partikel kecil di atmosfer bagian atas planet ini membombardir objek-objek tersebut dan akhirnya menyeret objek-objek itu ke bawah.
Tapi biasanya, objek-objek itu, jikapun jatuh ke permukaan Bumi, sudah dalam ukuran yang cukup kecil karena telah terbakar saat memasuki Bumi akibat bergesekan dengan atmosfer Bumi.
Jadi kemungkinannya sangat kecil, yakni sekitar 1 banding 10 ribu, kesempatan objek-objek dari luar angkasa, termasuk Tiangong-1, dapat melukai orang atau merusak benda yang ada di permukaan Bumi.

Memang mungkin awalnya terdengar menyeramkan 860 sampai 3.440 kilogram puing jatuh dari langit, tapi sebenarnya puing Tiangong-1 yang akan jatuh ini sudah dalam keadaan hancur berantakan dan berukuran sangat kecil ketika sampai ke Bumi.

Tiangong-1 Tidak Terkontrol
Biasanya kendaraan luar angkasa seperti satelit atau pesawat luar angkasa memiliki perencanaan untuk melepaskannya dengan aman saat mereka mencapai akhir misi.
Jika sebuah objek tersebut memiliki mesin pendorong, bisa mengunakan sisa bahan bakar untuk menyalakan mesin tersebut dan membuangnya ke atas lautan. Atau Anda bisa mengirim pesawat ruang angkasa lain untuk membawanya ke tempat yang aman.
 
Tapi bukan itu yang terjadi dengan Tiangong-1. Pada tahun 2016, Badan Antariksa China mengumumkan telah kehilangan kontak dan kontrol terhadap stasiun luar angkasa.
Orbitnya diketahui telah merendahkan perlahan sejak saat itu, yang berarti Tiangong tidak terkendali dan tidak tahu ke mana arahnya.
 
Namun beruntung, akhirnya Jaringan Pengawasan Antariksa Amerika Serikat dan badan antariksa lainnya dapat melacak keberadaan Tiangong-1.
Mereka memberikan informasi bahwa Tiangong-1 akan turun ke Bumi di suatu tempat antara 43 derajat Utara dan 43 derajat Lintang Selatan. Sebagian besar area tersebut adalah samudra dan area tidak berpenghuni.
 
Bukan Pertama Kali
Tidak terkontrolnya satelit atau pesawat luar angkasa hingga akhirnya jatuh ke Bumi bukanlah pertama kali terjadi.
 
Pada tahun 2011, peluncuran pesawat ruang angkasa Rusia, Phobos-Grunt ke Mars gagal dan membuat kendaraan itu terdampar di orbit bawah Bumi. Pesawat ruang angkasa yang memiliki bobot hampir 30.000 pound atau sekitar 13.607 kilogram itu akhirnya jatuh ke permukaan Bumi pada tahun 2012 dan masuk ke Samudra Pasifik.
Pesawat luar angkasa NASA, Sky Lab, juga pernah jatuh secara tak terkendali ke permukaan Bumi. Beratnya hampir 160.000 pound atau sekitar 72.574 kilogram ketika menyentuh permukaan Bumi.
Sejarah mencatat, selama lebih dari 50 tahun ini manusia meluncurkan roket yang membawa satelit, stasiun luar angkasa, dan lainnya, hanya ada satu orang yang diketahui pernah terkena puing dari objek ruang angkasa yang diluncurkan manusia.
 
Wanita bernama Lottie Williams pernah dibuat terkejut saat sepotong kecil roket Delta menyentuh pundaknya ketika ia sedang berjalan-jalan.
 
Jadi, tetaplah waspada terhadap puing Tiangong-1 yang mungkin akan menyentuh bagian tubuhmu pada akhir Maret 2018 ini. Namun begitu kamu tidak perlu khawatir, sebab jikapun ada puing Tiangong-1 mengenai tubuhmu, ukurannya akan sangatlah kecil.
 

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.