Seorang Pecandu Berat Rokok Elektrik Rontgen Paru-paru, Hasilnya Baik-baik Saja, Namun Faktanya . .

Sebuah unggahan video seketika menjadi viral setelah menyebarluaskan pembuktian rokok elektrik(vape) aman dikonsumsi sebagai pengganti rokok konvensional.
Video tersebut disebarluaskan oleh akun facebook bernama Aldiano Ruby di grup Facebook Asosiasi Vaper Indonesia, Selasa (12/12/2017).

Pada video yang sudah 3,5 ribu kali dibagikan tersebut terlihat salah seorang vapers yang meminta ronsen paru-paru kepada salah satu petugas medis di klinik Evasari.
Sedangkan teman vapers bertugas merekam selama proses ronsen.

Hasilnya, petugas medis tersebut mengatakan kondisi paru-paru vapers dinyatakan sehat.
Padahal vapers tersebut mengaku sudah kecanduan vape dengan tingkat yang cukup parah, yakni ia dapat menghabiskan tiga kali cairan vape dalam sehari.
Lihat videonya di bawah ini.
Vape menjadi fenomena baru yang belakangan ini menjadi gaya hidup bagi sebagian kalangan remaja.
Banyak yang menyebutkan bahwa vape lebih berbahaya daripada rokok konvensional.
Ada juga yang menyebut sebaliknya, bahwa vaping (aktivitas menggunakan vape) lebih aman daripada rokok konvensional.

Namun sejatinya, segala tindakan merokok itu adalah perilaku yang bisa merusak kesehatan.
Dilansir dari Tribun Timur Jumat (15/12/2017), rokok elektrik dinilai menjadi populer karena memiliki efisiensi yang tinggi ketimbang rokok tembakau biasa.
Rokok elektrik dianggap lebih aman bagi perokok pasif karena tidak menimbulkan bau asap rokok yang menyengat.

Namun, ternyata rokok eletrik ini berbahaya bagi kesehatan perokok aktif. Propylene glycol atau PEG adalah cairan sintetis yang membuat rokok elektrik mengeluarkan asap.
Rokok elektrik juga mengandung zat karsinogen pemicu kanker seperti formaldehyde dan asetaldehida dalam uap yang dihasilkan oleh beberapa jenis cairan rokok elektrik.
Lebih parahnya lagi, dalam salah satu merk rokok elektrik telah ditemukan tingkat karsinogen 10 kali lebih tinggi dibandingkan satu batang rokok biasa.

Berdasarkan penelitian FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat, nikotin cair yang ada pada rokok elektrik ternyata bisa membuat paru-paru teriritasi.

Saat rokok elektrik dihisap, cairan ini akan berubah menjadi carbonyl yang mengakibatkan kanker. Saat ini, ada rokok eletrik yang sudah dilengkapi fitur pengatur suhu, semakin tinggi pengaturan suhu, maka semakin banyak pula carbonyl yang diproduksi.

Nikotin dalam rokok elektrik juga mengandung perasa dan pengawet makanan yang bila dihisap dapat menyebabkan bakteri penyebab pneumonia menjadi lebih kebal seiring dengan meningkatnya frekuensi penggunaan rokok elektrik.

Badan kesehatan dunia (WHO) telah melarang penjualan rokok elektrik di negara manapun.
Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan produk legal yang membunuh lebih dari setengah penggunanya.

Kebiasaan merokok dapat menyebabkan sedikitnya 30 jenis penyakit pada manusia.
Penyakit yang timbul tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung, kurun waktu merokok, dan cara menghisap rokok.

Semakin muda seseorang mulai merokok, semakin besar pula risiko orang tersebut mengalami penyakit serius dimasa tua.
Perlu diingat, rokok konvensional maupun rokok elektrik sama berbahayanya bagi kesehatan! (*)

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.