Dilansir dari laman reuters.com (21/12/2017), Presiden kontroversial AS itu mengatakan akan memotong bantuan AS kepada Negara-negara yang mendukung draf resolusi dalam pengambilan keputusan Kamis (21/12/2017) nanti.
"Mereka (Negara-negara pendukung draf resolusi) mengambil ratusan juta dolar bahkan miliaran dolar, dan kemudian mereka memilih untuk melawan kita. Kami melihat suara itu. Biarkan mereka memilih melawan kita. Kita akan menghemat banyak uang. Kami tidak peduli, "kata Trump mengutip laman reuters.com (21/12/2017)
Ancaman Trump ini senada dengan ancaman yang dikeluarkan sebelumnya oleh duta besar AS untuk PBB Nikki Haley. Dalam surat kepada Negara-negara anggota PBB utamanya negara sekutu AS Nikki mengatakan bahwa Presiden Trump sedang mengawasi secara khusus pengambilan keputusan nanti. Dalam sebuah surat ke beberapa negara - termasuk sekutu utama AS - Haley memperingatkan bahwa "Presiden akan mengawasi pemungutan suara ini dengan hati-hati dan telah meminta agar saya melaporkan kembali pada negara-negara yang memberikan suara menentang kami. Kami akan mencatat setiap pemungutan suara mengenai masalah ini . " ancam Halley mengutip laman reuters.com (21/12/2017)
Ancaman Trump ini mulai membuat keder beberapa Negara termasuk Negara sekutu. Banyak diplomat yang enggan memberikan komentar secara langsung atas ancaman Trump ini. Diketahui sebanyak 193 negara akan mengambil keputusan dalam sidang darurat PBB yang akan memutuskan draf resolusi atas status Yerusalem setelah sebelumnya draf ini di Veto AS.
Kebijakan Trump bahwa Yerusalem sebagai ibukota Israel ditentang hampir diseluruh Negara didunia utamanya Negara berpenduduk Muslim. Di Indonesia sendiri, aksi bela Palestina pada tanggal 17 Desember 2017 lalu dihadiri jutaan umat Islam.
Presiden Joko Widodo sendiri secara tegas mengecam kebijakan Trump ini. “Indonesia mengecam keras pengakuan sepihak AS terhadap Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan meminta AS mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. Pengakuan sepihak tersebut telah melanggar berbagai resolusi Dewan Keamanan dan Majelis Umum PBB yang Amerika Serikat menjadi anggota tetapnya serta bisa mengguncang stabilitas keamanan dunia,” tegas Jokowi mengutip dari laman detik.com (7/12/2017)